Tanaman jahe merupakan salah satu tanaman komoditi dengan pemanfaatan yang cukup luas. Pemanfaatannya mulai dari bumbu masakan, makanan olahan maupun bahan yang dipakai di bidang kesehatan atau pengobatan. Permintaan pasar terhadap tanaman jahe cukup besar baik untuk konsumsi dalam negeri maupun di ekspor ke beberapa Negara. Namun sayangnya peningkatan permintaan jahe belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksinya. Bahkan terburuknya, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terpaksa dilakukan impor jahe.
Baca juga Pengendalian Penyakit Busuk Rimpang Pada Tanaman Jahe
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produksi jahe, baik itu masalah teknis budidaya yang kurang produktif ataupun adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama dari penyakit yang menyerang rimpang. Pada kondisi kronis serangan terhadap rimpang tersebut dapat menyerang sampai 90% populasi jahe yang dibudidayakan dan berpotensi mengakibatkan gagal panen. Selain itu, serangan OPT juga dapat menurunkan mutu dan produktivitas jahe. Selama ini, OPT jahe yang menjadi kendala penting dalam peningkatan produksi jahe dan turut menjadi keresahan bagi petani yaitu penyakit busuk rimpang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp zingiberi. Sebenarnya penyakit ini telah ada sejak lama, namun tingkat kerugiannya tidak sebesar saat ini. Oleh karena itu, penyebaran penyakit busuk rimpang harus lebih diperhatikan karena akan menghambat usaha peningkatan produksi dan pemenuhan kebutuhan jahe yang sehat dan bermutu.
Pengamatan di Lapangan dan Uji Postulat Koch
Hasil pengamatan di lapang maupun uji postulat Koch menunjukkan bahwa penyakit busuk rimpang jahe mempunyai ciri khas yaitu penguningan yang dimulai dari daun paling bawah, dimulai dari bagian tepi daun menuju ke tengahh daun, dan pengeringan bagian pucuk tanaman kemudian akhirnya tanaman menjadi layu. Di lapangan, penyakit busuk rimpang menyerang semua jenis atau varietas jahe yang ditanam dan tersebar merata disemua lahan pertanaman jahe.
Umumnya, setelah dilakukan identifikasi menunjukkan bahwa penyakit busuk rimpang disebabkan oleh jamur F. oxysporum f.sp zingiberi. Hasil identifikasi menemukan jamur pathogen busuk rimpang ini menyerang di semua lahan pertanaman jahe yang diambil sebagai sampel. Selain itu ditemukan pula pathogen lain yaitu F. moniliforme dan Rhizoctonia solani yang tidak terlalu luas penyebarannya. Dimana pathogen tersebut hanya ditemukan disatu lahan yang disampel.
Baca juga Pengendalian Penyakit Busuk Rimpang Pada Tanaman Jahe
Gejala busuk rimpang dapat dibedakan dengan gejala penyakit busuk basah yang disebabkan oleh bakteri R. solanacearum, yaitu daun menjadi layu dengan cepat, batang berwarna coklat dan mudah dicabut. Patogen ini mudah menyebar dan menjadi sumber inoculum baru bagi pertanaman jahe berikutnya.
Berdasarkan bentuk morfologinya, jamur pathogen F. oxysporum mempunyai tiga spora tak kawin, yaitu mikrokonidium, makrokonidium dan klamadispora. Mikrokonidium tak berwarna, muncul secara sederhana dan tunggal atau berangkai. Makrokonidium berbentuk lengkung dan bersekat, sedangkan klamadispora berbentuk bulat, yang terbentuk di ujung atau bagian tengah hifa.
Hasil dari uji postulat Koch menunjukkan hasil positiff, dimana gejala yang disebabkan oleh jamur pathogen F. oxysporum baik di lapang maupun di rumah kaca adalah sama. Gejala pada rimpang jahe yaitu cekung, berkerut, keriput dan agak putih karena pertumbuhan miselium jamurnya.
0 Response to "Gejala dan Penyebab Penyakit Busuk Rimpang Pada Tanaman Jahe "
Posting Komentar