Choirul Anwar – Siapa sangka penemu 4G LTE yang merupakan sinyal internet paling kencang dan stabil sekarang merupakan anak Indonesia.Beliau adalah Prof. Choirul Anwar yang merupakan orang Indonesia asli. Beliau berasal dari Kediri dan merupakan putera dari pasangan Sudjiarto dan Siti Patmi. Kedua orang tua beliau bekerja sebagai buruh tani di Dusun Jabon, Desa Juwet Kecamatan Kunjang, Kediri.
Semangat Pantang Menyerah
Choirul Anwar memang seorang anak desa, namun keinginannya untuk belajar setinggi-tingginya sangatlah besar walaupun dengan begitu ibunya harus kerja keras untuk membiayainya sekolah. Hal inilah yang menjadi pemacu semangat bagi beliau. Setelah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMA 2 Kediri, Beliau melanjutkan jenjang pendidikannya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Elektro. Pada tahun 2000 beliau menjadi lulusan terbaik di ITB.
Lulus dari ITB, Choirul Anwar melanjutkan jenjang pascasarjananya ke Nara Institute of Science and Technology (NAIST). Di universitas tersebut beliau mengembangkan tesis dan disertasinya mengenai teknologi transmitter. Dari pengalaman-pengalamannya selama research inilah yang kemudian beliau kembangkan dan menggantarkan beliau sebagai penemu 4G LTE yang awalnya diremehkan oleh negeri sakura dan kangguru.
Penemuan Hebat Karya Anak Bangsa
Pada awalnya, Choirul Anwar sangatt resah karena setiap mengakses internet, catu daya selalu saja tidak stabil. Kadang kuat tetapi kadang juga berangsur-angsur melemah. Banyak pula orang-orang yang mengeluh akan hal ini. Kondisi inilah yang membuat beliau memutar otak tanpa harus mengeluh untuk memberikan solusi pada permasalahan catu daya yang tidak stabil.
Beliau mencoba menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT)berpasangan yang biasa digunakan untuk mengolah sinyal digital. Hipotesis beliau menggunakan cara tersebut adalah dapat menguatkan catu daya sehingga dapat stabil. Ia yakin bahwa hipotesisnya tersebut merupakan solusi dari keluhaan banyak orang.
Selanjutnya idenya tersebut di presentasikan di negeri Sakura dan Kangguru. Namun disana pemikiran beliau tersebut dicemooh, ditertawakan, dianggap gila dan dianggap tidak berguna sama sekali. Hal ini dikarenakan banyak ilmuan berpendapat jika FFT dipasangkan maka keduanya akan saling menghilangkan dan tidak berefek apa-apa. Meskipun telah diolok-olok oleh banyak ilmuan, Choirul Anwar tidak patah arang atau berhenti begitu saja.
Beliau pun terbang ke Paman Sam dan memaparkan ide-idenya yang dianggap gila kepada para ilmuan disana. Di negeri ini, Choirul Anwar mendapat tanggapan yang berbeda, bahkan ide beliau dianggap luar biasa. Ide yang nawalnya hanya dipandang sebelah mata dan dianggap sampah kini mendapatkan paten. Ide tersebut diberi nama Transmitter and Receiver dan dunia mengenalnya dengan 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution).
Lebih hebatnya lagi, sebuah organisasi internasional yang berbasis di Genewa, Swiss menjadikan ide “gila” dari beliau ini menjadi standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Union (ITU). Standar tersebut mengacu pada prinsip kerja beliau. Dalam penemuannya, beliau menggunakan energy yang didapat dari luar sumber aslinya untuk memaksimalkan kerja teknologi 4G. Dua tahun kemudian, temuan tersebut diterapkan pada satelit dunia. Sekarang, seluruh umat manusia di muka bumi telah menikmatinya termasuk rekan-rekan ilmuan yang telah mengolok-olok beliau dan karena penemuan ini, komunikasi menjadi lebih stabil.
Semangat Pantang Menyerah
Choirul Anwar memang seorang anak desa, namun keinginannya untuk belajar setinggi-tingginya sangatlah besar walaupun dengan begitu ibunya harus kerja keras untuk membiayainya sekolah. Hal inilah yang menjadi pemacu semangat bagi beliau. Setelah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMA 2 Kediri, Beliau melanjutkan jenjang pendidikannya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Elektro. Pada tahun 2000 beliau menjadi lulusan terbaik di ITB.
Lulus dari ITB, Choirul Anwar melanjutkan jenjang pascasarjananya ke Nara Institute of Science and Technology (NAIST). Di universitas tersebut beliau mengembangkan tesis dan disertasinya mengenai teknologi transmitter. Dari pengalaman-pengalamannya selama research inilah yang kemudian beliau kembangkan dan menggantarkan beliau sebagai penemu 4G LTE yang awalnya diremehkan oleh negeri sakura dan kangguru.
Penemuan Hebat Karya Anak Bangsa
Pada awalnya, Choirul Anwar sangatt resah karena setiap mengakses internet, catu daya selalu saja tidak stabil. Kadang kuat tetapi kadang juga berangsur-angsur melemah. Banyak pula orang-orang yang mengeluh akan hal ini. Kondisi inilah yang membuat beliau memutar otak tanpa harus mengeluh untuk memberikan solusi pada permasalahan catu daya yang tidak stabil.
Beliau mencoba menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT)berpasangan yang biasa digunakan untuk mengolah sinyal digital. Hipotesis beliau menggunakan cara tersebut adalah dapat menguatkan catu daya sehingga dapat stabil. Ia yakin bahwa hipotesisnya tersebut merupakan solusi dari keluhaan banyak orang.
Selanjutnya idenya tersebut di presentasikan di negeri Sakura dan Kangguru. Namun disana pemikiran beliau tersebut dicemooh, ditertawakan, dianggap gila dan dianggap tidak berguna sama sekali. Hal ini dikarenakan banyak ilmuan berpendapat jika FFT dipasangkan maka keduanya akan saling menghilangkan dan tidak berefek apa-apa. Meskipun telah diolok-olok oleh banyak ilmuan, Choirul Anwar tidak patah arang atau berhenti begitu saja.
Beliau pun terbang ke Paman Sam dan memaparkan ide-idenya yang dianggap gila kepada para ilmuan disana. Di negeri ini, Choirul Anwar mendapat tanggapan yang berbeda, bahkan ide beliau dianggap luar biasa. Ide yang nawalnya hanya dipandang sebelah mata dan dianggap sampah kini mendapatkan paten. Ide tersebut diberi nama Transmitter and Receiver dan dunia mengenalnya dengan 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution).
Lebih hebatnya lagi, sebuah organisasi internasional yang berbasis di Genewa, Swiss menjadikan ide “gila” dari beliau ini menjadi standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Union (ITU). Standar tersebut mengacu pada prinsip kerja beliau. Dalam penemuannya, beliau menggunakan energy yang didapat dari luar sumber aslinya untuk memaksimalkan kerja teknologi 4G. Dua tahun kemudian, temuan tersebut diterapkan pada satelit dunia. Sekarang, seluruh umat manusia di muka bumi telah menikmatinya termasuk rekan-rekan ilmuan yang telah mengolok-olok beliau dan karena penemuan ini, komunikasi menjadi lebih stabil.
0 Response to "Ilmuan Indonesia Penemu 4G LTE yang Awalnya Diremehkan "
Posting Komentar