Adnow

loading...

Zoteromedia

Adsensecamp

Morfologi, Gejala, Epidemi Bean common mosaic virus dan Sifat Penularannya

Bean common mosaic virus - BCMV merupakan salah satu virus anggota famili Potyviridae, genus Potyvirus dengan genom ssRNA (utas tunggal), positive sense, berbentuk filamen dengan panjang 750 nm dan lebar 14 nm. Badan inklusi Potyvirus berbentuk cakra atau beberapa bentuk yang lain (Regenmortel et al. 2004). 


BCMV merupakan salah satu virus penyebab mosaik pada kacang panjang. Virus ini mempunyai kisaran inang yang cukup luas, dapat ditularkan oleh kutudaun secara nonpersisten (Sutic et al. 1999), dan bersifat terbawa benih. Gejala yang muncul pada tanaman kacang-kacangan sangat bergantung pada kultivar dan umur tanaman yang terinfeksi (Udayashankar et al. 2010). 

Secara umum, gejala BCMV ditunjukkan dengan mosaik berupa lepuhan, pola warna kuning dan hijau pada daun, tulang daun menguning, malformasi daun (Setyastuti 2008), daun menggulung, tanaman menjadi kerdil, dan polong serta biji yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman sehat (Mukeshimana et al. 2003). 

Pada tahun 2008-2009 dilaporkan terjadi ledakan penyakit mosaik kuning akibat serangan BCMV strain Black eye cowpea (BCMV-BlC) pada tanaman kacang panjang yang meluas di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kejadian penyakit BCMV di lapangan dapat mencapai 80%-100% (Damayanti et al. 2009). 

Sifat Penularan BCMV

Penularan BCMV dari satu tanaman ke tanaman lain dengan tiga cara yaitu melalui benih, kutudaun, dan mekanis. Zaumeyer dan Meiners (1975) melaporkan A. gossypii Glover, A. craccivora Koch, A. medicaginis Koch, A. rumicis Linnaeus., Hyalopterus atriplicis Linnaeus, Macrosiphon ambrosiae (Thomas), M. pisi (Kaltenbach) dan M. solanifolii Ashmead dapat menjadi vektor BCMV pada tanaman Phaseolus vulgaris dan Vigna unguiculata di Amerika. Metopolophium dirhodum (Walker), Rhopalosiphum padi (Linnaeus), Schizaphis graminum (Rondani), dan Sitobium avenae Fabricius dilaporkan juga dapat menularkan BCMV serotype A di Idaho, Amerika Serikat (Halbert et al. 1994). 

Vektor BCMV yang paling penting pada tanaman kacang panjang adalah A. craccivora karena A. craccivora merupakan hama utama pada tanaman kacang panjang di Indonesia. BCMV ditularkan kutudaun ke tanaman secara nonpersisten. Penularan virus tipe ini menunjukkan bahwa virus dalam vektor hanya terdapat di alat mulut dan tidak dapat memperbanyak diri dalam vektor (Hull 2002). 

Cara Penularan BCMV

Penularan BCMV dilakukan secara melalui serangga vektor dan inokulasi secara mekanis. Penularan virus secara mekanis dapat dilakukan dengan cara mengoleskan cairan perasan tanaman sakit pada permukaan daun. Efisiensi penularan dapat dilakukan dengan penaburan karborundum pada permukaan daun. Karborundum dapat menyebabkan abrasi saat cairan perasan tanaman dioleskan pada permukaan daun tanaman (Walkey 1991). Tanaman yang terinfeksi virus pada umur tanaman yang berbeda akan menunjukkan respons yang berbeda. Semakin muda tanaman diinfeksi virus, kejadian penyakit semakin tinggi dan periode inkubasi menjadi lebih singkat (Tualeka 2004; Leonita 2008).

Penularan melalui serangga vektor

Penularan melalui serangga vektor dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu perbanyakan serangga, periode makan akuisisi, dan periode makan inokulasi. Rearing serangga vektor Aphis craccivora. Serangga A. craccivora dari lapang dibebaskan dari berbagai patogen melalui rearing pada daun talas selama 48 jam. Keturunan pertama dari A. craccivora diambil dengan menggunakan kuas, lalu dipindahkan ke tanaman kacang panjang sehat untuk digunakan sebagai vektor pada penularan BCMV. 

Periode makan akuisisi: sejumlah serangga vektor yang sudah steril dibiarkan makan pada tanaman kacang panjang sakit dengan periode makan akuisisi selama 1 jam. Periode makan inokulasi: serangga vektor yang sudah diberi makan akuisisi diinokulasikan ke tanaman kacang panjang sehat. Tanaman yang sudah diinokulasi serangga vektor dimasukkan ke dalam kurungan plastik supaya serangga vektor tidak terbang dan pindah ke tanaman lain. Tanaman diinkubasikan sehingga muncul gejala. 

Penularan secara mekanis 

Sumber inokulum BCMV yang terinfeksi digerus menggunakan buffer fosfat dengan perbandingan 1:10. Sekitar 3 helai daun dari masing-masing tanaman uji (kacang panjang sehat) yang berjumlah 5 tanaman sebagai ulangan, pada bagian permukaan atasnya ditaburi dengan karborundum. Sap tanaman sakit dioleskan ke tanaman uji menggunakan cotton bud. Daun yang telah diinokulasi disiram dengan air secara perlahan. Tanaman diinkubasikan dan diamati setiap hari sampai muncul gejala.

0 Response to "Morfologi, Gejala, Epidemi Bean common mosaic virus dan Sifat Penularannya"

Posting Komentar

  Yuuk Berbisnis Mudah dan Gratis
Buktikan Sendiri dengan Klik DISINI