Adnow

loading...

Zoteromedia

Adsensecamp

Fusarium dan Phytophthora Cendawan Penyebab Penyakit Penting Di Dunia


Cendawan Fusarium sp. - salah satu genus cendawan yang paling melimpah dan memiliki arti penting. Genus ini terdiri dari banyak spesies yang penting dalam lingkungan, pertanian, dan kesehatan manusia. Hal ini disebabkan karena patogenisitas yang dimilikinya pada kisaran inang tanaman yang luas (Maina et al., 2009). Banyak spesies Fusarium yang berada dalam tanah bertahan sebagai klamidospora atau sebagai hifa pada sisa tanaman dan bahan organik lain (Saragih dan Silalahi, 2006). Isolasi dan pemurnian cendawan Fusarium pada praktikum ini menggunakan beberapa media yang spesifik untuk pertumbuhan Fusarium. 



Cendawan Fusarium sp. merupakan salah satu cendawan yang sering dijumpai di seluruh dunia, baik berfungsi sebagai saprofit maupun parasit pada tanaman. Selain itu juga dapat menyerang hampir semua tanaman, bahkan sampai di penyimpanan. Cendawan Fusarium sp. sangat penting karena selain keragaman dan tingginya populasi, juga karena banyaknya komponen yang dapat berinteraksi dengannya seperti stress lingkungan dan serangga hama (Talanca, 2007). 

Infeksi Fusarium

Cendawan Fusarium sp. biasanya melakukan infeksi melalui kutikula atau lubang alamiah. Cendawan ini berkembang pada suhu 20-22 C., dengan pH netral dengan kandungan N tanah tinggi. Pola sebaran cendawan Fusarium sp. mulai dari daerah dingin (suhu < 5 C) sampai daerah tropika (suhu diatas 25 C), dari daerah kering (curah hujan tahunan < 250 mm) sampai daerah basah (curah hujan tahunan > 1000 mm). Cendawan Fusarium sp. dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman terinfeksi, sedangkan konidianya tidak dapat bertahan lama dalam tanah tanpa adanya sisa-sisa tanaman inang (Talanca, 2007). 

Pertumbuhan Fusarium

Penelitian Saragih dan Silalahi (2006) menunjukkan kecepatan tumbuh isolat Fusarium pada media PDA. Isolat-isolat yang memiliki kecepatan tumbuh yang lebih tinggi memberi kemungkinan atau kesempatan bagi isolat ini untuk lebih cepat menimbulkan gejala dimana patogen akan lebih cepat menghasilkan konidia (makrokonidia dan mikrokonidia) dalam memperbanyak diri. Patogen yang memperbanyak diri dengan cepat akan memungkinkan juga isolat ini dapat menyebar secara luas yang mengakibatkan lahan-lahan pertanian menjadi endemis. 

Kelimpahan makrokonidia dan mikrokonidia dari Fusarium menunjukkan tingkat infektivitas patogen tersebut. Semakin bayak konidia yang dihasilkan maka patogen ini akan lebih cepat memperbanyak diri dan menyebar dalam tanah. Kelimpahan klamidospora menunjukkan bahwa spesies tersebut merupakan speseis yang sangat sulit untuk dimusnahkan dan lebih ganas dari isolate-isolat lainnya. Klamidospora merupakan konidia pada fase istirahat yang berdinding tebal, dan dijumpai pada hifa maupun makrokonidia yang sifatnya persisten atau dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun (Saragih dan Silalahi, 2006).

Cendawan Phytophthora sp.

Phytophthora spp. adalah penyebab penyakit penting pada kakao, antara lain penyakit busuk buah, kanker batang, hawar daun, hawar bibit, dan layu tunas air. Di antara penyakit tersebut, busuk buah merupakan penyakit paling penting karena menyebabkan kerugian yang berkisar antara 10 sampai 30% di seluruh dunia, dan kerugian yang jauh lebih tinggi terjadi di daerah endemis, terutama di daerah basah pada musim hujan (Umayah dan Purwantara, 2006).

Morfologi Phytophthora sp.

Koloni isolat Phytophthora mempunyai morfologi yang sama walaupun disubkulturkan berkali-kali, yaitu tumbuh lambat pada PDA, berbentuk bulat dengan tepi tidak rata, seperti kapas, berwarna putih, jika dipotong-potong menggunakan scalpel terasa agak kenyal (Umayah dan Purwantara 2006). Pada umumnya sporangia berbentuk buah pir (ovoid) meskipun ditemukan juga variasi bentuk lainnya, mempunyai papilla yang jelas, bersifat caduceus (mudah lepas dari sporangiofor) dengan tangkai pendek.

Sporangia P. palmivora penyebab busuk buah kakao bebrentuk buah pir, dengan ukuran 30-60 x 20-53 µm. Sporangiofor P. palmivora tumbuh sympodial, dengan sporangianya berbentuk ovoid, ellipsoid, atau obpyriform, mempunyai papilla, l/b rasio 1,6-2,0, dengan ukuran sporangia 35-60 x 20-40 µm. Variasi ukuran ini di antaranya disebabkan oleh perbedaan kondisi medium, inang, umur biakan, kelembaban, dan cahaya (Semangun, 2000). 

Phytophthora dapat bertahan di tanah tanpa adanya inang, sebagai miselium, zoospora, sporangia, klamidospora, atau oospora. Oospora dan klamidospora dari P. colocasiae tidak ditemukan di tanah atau jaringan inang terinfeksi, dan sporangia merupakan struktur bertahan yang sangat penting pada patogen tanah ini. Sporangia P. colocasiae telah dilaporkan dapat bertahan di tanah selama kurang dari 21 hari, selama 3 bulan pada jaringan daun talas, dan lebih dari 107 hari pada air tanah (Lin and Ko, 2008). 

Oospora telah ditemukan sebagai struktur bertahan dari spesies Phytophthora homotalik di tanah. Namun, oospora dari spesies Phytophthora heterotalik jarang ditemukan di tanah. P. colocasiae merupakan spesies heterotalik dan membutuhkan tipe mating A1 dan A2 untuk menghasilkan oospora. Tipe mating A1 dan A2 dari P. colocasiae hanya memiliki kesempatan kecil untuk berada pada jaringan inang yang sama karena sebagian besar daerah penyebaran tipe mating patogen ini hanya menunjukkan adanya tipe A1 atau A2 (Lin and Ko, 2008).

0 Response to "Fusarium dan Phytophthora Cendawan Penyebab Penyakit Penting Di Dunia"

Posting Komentar

  Yuuk Berbisnis Mudah dan Gratis
Buktikan Sendiri dengan Klik DISINI