Grafting - Penyambungan merupakan salah satu teknik propagasi tumbuhan, terutama diterapkan untuk menyambung batang atau tunas dari dua jenis atau kultivar yang berbeda, tetapi mempunyai hubungan kekerabatan dekat. Penyambungan dua batang atau tunas ini akan menyebabkan terjadinya hubungan langsung antar floem dari keduanya, sehingga aliran floem dari batang yang disambung dengan yang disambungkan dapat menyatu. Penyambungan sudah sejak lama digunakan untuk percobaan penularan virus (Wahyuni, 2005).
Grafting untuk Penularan Virus
Penularan virus dengan cara penyambungan berhubungan dengan kemampuan virus untuk bertahan dalam sel vegetatif dan menyebar di antara sel vegetatif tanaman. Virus dapat berpindah dari sel yang satu ke sel lain, dan akan ditularkan melalui penyambungan di antara tanaman dan menginfeksi secara sistemik (Bawden, 1964). Penularan virus secara alami dengan penyambungan hampir jarang terjadi karena terjadinya penyambungan alami relatif jarang (Corbett and Sisler, 1964). Penularan virus dengan penyambungan di alam dapat terjadi melalui penyambungan akar saat kedua tanaman tumbuh bersama, seperti dilaporkan pada penularan Apple mosaic virus pada pohon apel (Walkey, 1991).
Pada metode penyambungan scion secara terpisah, umumnya digunakan bagian yang runcing, yaitu batang yang kecil dipotong hingga runcing dan dimasukkan ke belahan batang tanaman stock. Potongan harus dibuat dengan tepat agar batang tidak berongga. Sebagian besar daun tanaman scion harus dibuang dan batangnya dimasukkan ke dalam celah tanaman stock hingga bagian pucuk tanaman donor dapat terlihat. Sambungan kemudian diikat dengan pita karet tipis (parafilm). Tanaman harus ditempatkan di tempat yang lembab selama beberapa hari (Smith, 1974).
Metode penularan ini berguna untuk virus yang tidak dapat ditularkan secara mekanik dan metode alami lain yang belum diketahui. Waktu yang dibutuhkan virus untuk berpindah ke jaringan yang sehat tergantung dari keberhasilan penyambungan, yaitu beberapa hari hingga beberapa bulan. Gejala yang muncul pada tanaman herba, dan banyak tanaman berkayu, periode dormansi mungkin dibutuhkan sebelum muncul gejala pada daun (Walkey, 1991).
Penularan dengan cara penyambungan seringkali memberikan hasil yang berbeda dari penularan dengan cara inokulasi sap atau dengan serangga vektor. Terdapat dua alasan, alasan yang lebih umum adalah tanaman dari penularan dibuat terinfeksi dengan lebih dari satu virus, semuanya akan ditularkan dengan penyambungan, sedangkan pada metode lain tidak demikian. Alasan kedua yaitu penularan dengan penyambungan seringkali menghasilkan infeksi sistemik pada inang, sedangkan pada inokulasi sap mungkin hanya menghasilkan lesio lokal nekrotik (Bawden, 1964).
Penularan Peanut mottle virus pada Tanaman Kacang Tanah
Teknik penyambungan yang digunakan untuk penularan virus belang kacang tanah adalah teknik penyambungan samping. Langkah pertama yang dilakukan adalah memilih tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) sehat yang masih tumbuh aktif, yang akan berperan sebagai tanaman resipien atau stock. Batang tanaman kacang tanah stock dibelah sedalam lebih kurang 1 cm pada bagian atas ketiak daunnya.
Untuk bahan sambungan (tanaman donor atau scion) dipilih cabang atau petiol dari tanaman kacang tanah terinfeksi virus dengan daun yang menunjukkan gejala yang jelas, yang diameternya lebih kurang sama dengan stock. Petiol tersebut dipotong sepanjang kurang lebih 3 cm, kemudian pada bagian bawahnya dibuat irisan tipis berbentuk kerucut. Petiol ini kemudian disisipkan ke dalam belahan atau sayatan tanaman stock. Bagian sambungan dibalut dengan kapas basah dan parafilm.
Untuk menghindari banyaknya penguapan selama proses penyambungan, 2-3 helai daun tanaman stock di atas dan di bawah bagian yang disambung dapat dibuang dan tanaman disungkup dengan kantung plastik selama 3-7 hari. Sebagai kontrol dengan cara yang sama dilakukan penyambungan menggunakan petiol daun sehat sebagai scion.
0 Response to "Grafting untuk Penularan Peanut mottle virus pada Arachis hypogaea"
Posting Komentar