Adnow

loading...

Zoteromedia

Adsensecamp

Teknik Pengolahan Tanah dan Pemupukan pada Lahan Pertanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat

Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) - Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Salah satu sektor pertanian yang berperan di Indonesia adalah pertanian tanaman pangan, seperti buncis (Phaseolus vulgaris L.).


Buncis merupakan tanaman semusim yang dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 500-1500 mdpl, bersuhu 200-250 C dan iklimnya kering. Tanah lempung liat yang berdrainase baik, remah dan bertekstur medium sangat sesuai untuk produksi buncis. Buncis paling menyukai tanah yang agak masam dengan pH optimum berkisar antara 6,0 dan 6,5, kelembaban udara sebesar 55 % (sedang), curah hujan yang sesuai berkisar antara 1500-2500 mm per tahun.
 
Pengelolaan Tanah dan Pemupukan
 
Buncis banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri, oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi buncis yaitu dengan cara pemupukan yang merupakan kegiatan pemberian pupuk pada tanah guna mengubah atau memperbaiki sifat fisik, kimiawi dan hayati dari tanah tersebut. Tindakan pemupukan harus dilakukan secara berimbang agar unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat terpenuhi, sehingga diperlukan pemupukan yang tidak hanya satu jenis tetapi kombinasi antara pemupukan secara organik dan anorganik.

Selain pemupukan, pengolahan tanah juga berperan penting dalam usaha peningkatan produksi buncis. Pengolahan tanah merupakan tindakan manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah yang baik adalah dengan memperhatikan kondisi fisik tanah dan waktu pengolahan yang tepat serta sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air.

Dengan melakukan pengolahan tanah yang tepat, pemupukan yang efisien, serta mengikuti kaidah konservasi tanah dan air diharapkan memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis secara optimal, dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman buncis serta dapat mengurangi kerusakan tanah.


Praktik umum dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat. Adapun tujuan Praktik umum ini dilaksanakan adalah untuk mendekatkan mahasiswa dengan bidang keilmuan dan profesi, memperluas pengetahuan tentang kondisi nyata di lapangan dan dapat mengkaitkan teori kuliah dengan kondisi nyata di lapangan serta mengetahui dan mempelajari teknik pengolahan tanah, pemupukan dan konservasi tanah dan air yang diterapkan pada tanaman buncis secara langsung yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang Jawa Barat.
 
Hasil Pengamatan Tanaman Buncis
 
Hasil kegiatan Praktik Umum didapat bahwa pengolahan tanah pada pertanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) di Balitsa adalah pengolahan tanah mengunakan sistem olah tanah minimum yaitu pengolahan tanah menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul. Pengolahan tanah tahap awal dilakukan secara manual menggunakan cangkul sedalam 20-25 cm, dengan pemecahan gumpalan tanah agar menjadi gembur serta memudahkan dalam melakukan pengolahan tanah lanjutan. Pengolahan tanah lanjutan yaitu membersihkan rumput untuk mencegah pertumbuhannya yang lebih subur setelah pemberian pupuk kemudian tanah digaru agar bongkahan-bongkahannya yang besar membentuk struktur tanah yang remah.

Pemupukan pada lahan pertanaman buncis di Balitsa dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama dilakukan pada saat pengolahan tanah hingga berbentuk bedengan, menggunakan pupuk organik berupa kotoran kuda dan pupuk anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu: urea, SP- 36, dan KCL. Tahap kedua pemupukan menggunakan pupuk NPK mutiara yang dilarutkan sebanyak 1 Kg NPK/ 50 L air dan diberikan dengan cara disiram ke lubang tanam minimal 200 ml/ tanaman. Adapun interval pemberiannya setiap 15 hari sekali dilakukan berkelanjutan hingga 3x pemberian yaitu pada 15 HST, 30 HST, 45 HST.

Penggunaan kotoran kuda sebagai pupuk dasar di Balitsa karena mudah didapat dan harganya lebih murah serta penyediaan unsur hara kotoran kuda yang lebih lama hingga 3x musim tanam. Pupuk ini bahan cairnya banyak mengandung senyawa-senyawa N yang memungkinkan bakteri-bakteri berkembang aktif sehingga pupuk ini sangat tepat apabila dibenamkan langsung ke dalam tanah apabila telah matang untuk menghindari penguapan unsur.


0 Response to "Teknik Pengolahan Tanah dan Pemupukan pada Lahan Pertanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat"

Posting Komentar

  Yuuk Berbisnis Mudah dan Gratis
Buktikan Sendiri dengan Klik DISINI