Media Tumbuh bagi Cendawan - Cendawan dapat berkembang biak dengan baik pada media yang mengandung karbohidrat tinggi dengan kisaran pH antara 5-6. Tidak ada satu macam media pun yang cocok untuk membiakkan semua macam cendawan karena keperluan nutrisi untuk setiap cendawan berbeda-beda. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik pada setiap macam media yang mengandung bahan organik, sedangkan cendawan lain memerlukan zat-zat kimia tertentu (Gunawan et al., 2006).
Isolasi cendawan merupakan suatu proses memperoleh cendawan dalam bentuk biakan murni untuk pertama kalinya. Langkah awal dalam proses ini yaitu pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari substrat alaminya atau dari mikroorganisme lain yang bukan merupakan mikroorganisme tujuan. Kemudian dilakukan usaha untuk memperoleh mikroorganisme tujuan tersebut dalam bentuk biakan. Biakan pertama hasil isolasi disebut isolate. Isolat dipelihara secara terus-menerus dengan cara dibiakkan kembali secara aseksual sehingga diperoleh biakan baru yang disebut galur (Gunawan et al., 2006).
Pemindah biakan cendawan secara aseptik adalah pemindahan sekumpulan hifa atau spora secara aseptik dari biakan induk ke media baru agar berkembang menjadi biakan baru. Tujuan utama pembiakan cendawan adalah untuk menjaga cendawan agar hidup sebagai koloni tunggal. Koloni tunggal cendawan ini sangat penting karena dapat lebih dimanfaatkan dan dipelajari lebih mendalam. Inokulasi cendawan dilakukan dengan menyentuhkan ujung jarum inokulasi pada spora dan miselium biakan induk cendawan, lalu diinokulasikan pada permukaan media baru di dalam cawan petri (Gunawan et al., 2006).
Untuk keperluan identifikasi, pengamatan biologi, atau keperluan lainnya, cendawan yang akan digunakan sebagai sumber inokulum sebaiknya adalah biakan spora tunggal. Biakan spora tunggal mengandung varietas genetika yang terbatas sehingga variasi morfologi maupun fisiologinya pun menjadi terbatas. Bentuk struktur cendawan dalam satu sklus hidupnya dapat ditetapkan dengan menggunakan biakan spora tunggal (Gunawan et al., 2006).
Fusarium dan Phytophthora merupakan cendawan tanah. Menurut Gunawan et al. (2006), cendawan tanah sangat berperan penting dalam proses dekomposisi selulosa, kitin, dan lignin yang terdapat pada lapisan tanah. Cendawan tersebut berada di dalam tanah dalam bentuk miselium yang dapat melakukan aktivitas metabolisme, spora (konidium) atau klamidospora. Spora merupakan struktur yang berfungsi sebagai alat penyebaran, sedangkan klamidospora merupakan struktur dominan atau rehat dengan aktivitas yang sangat sedikit. Cendawan menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam tanah dalam keadaan dorman.
Kendala Saat Isolasi Cendawan
Hasil isolasi Fusarium sp. dengan metode pengenceran bertingkat tidak menunjukkan adanya isolat Fusarium sp. pada cawan petri. Media NSA yang spesifik untuk cendawan Fusarium sp. ditumbuhi cendawan kontaminan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kondisi lingkungan praktikum yang kurang aseptik. Oleh karena itu, metode pemurnian Fusarium sp. dilakukan dengan menggunakan isolat murni yang didapatkan dari sumber lain.
Menurut Choi et al. (1999), masalah yang paling umum ketika mengisolasi cendawan adalah kontaminasi oleh bakteri dan yeast, dan spesies lain yang bukan menjadi tujuan isolasi. Pengenceran spora dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini, yang akan mengurangi kontaminan yeast dan antibiotik (penicillin dan streptomycin) dapat digunakan untuk mengurangi kontaminan bakteri.
Terdapat beberapa metode untuk meyakinkan spora tunggal yang diisolasi. Tidak semua spora akan berkecambah pada media sintetik, dan dibutuhkan teknik lain untuk keberhasilan isolasi cendawan. Kultur cendawan dapat disimpan dalam media yang mengandung nutrisi tinggi, seperti Potato Dextrose Agar (PDA) yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim atau metabolit, atau fungsi lainnya.
Teknik Isolasi Cendawan
Terdapat dua teknik isolasi cendawan tanah, yaitu tenik nonselektif dan teknik selektif. Teknik nonselektif yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk metode kuantitatif adalah teknik pengenceran. Penggunaan yang paling baik ialah mengkombinasikan dengan media selektif supaya penentuan jumlah cendawan yang bersporulasi homogen. Tanah disuspensikan dengan air steril dalam perbandingan 1:10 (bobot/volume), kemudian suspensi diencerkan lebih lanjut dengan faktor pengenceran 10. Sebanyak 1 ml suspensi dipipet ke dalam cawan petri dan dicampur dengan 10 ml agar yang masih cair (suhu 450C) (Gunawan et al., 2006).
Pemurnian Cendawan
Pemurnian Fusarium sp. dapat dilakukan dengan metode pengenceran pada media PDA atau penggoresan pada media WA. Untuk melihat konidia Fusarium digunakan metode slide culture, yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Agar blok yang merupakan media WA dipotong berukuran 0.7x0.7 cm.
2. Potongan agar blok diletakkan di atas object glass, diinokulasikan isolat murni Fusarium sp., dan ditutup dengan cover glass.
3. Object glass dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah disusun tisu basah dan 2 batang sedotan di dalamnya, untuk menjaga agar kondisi di dalam cawan petri tetap lembab.
4. Slide culture diinkubasi selama ± 2 minggu hingga terlihat adanya konidia Fusarium sp. dengan pengamatan di bawah mikroskop.
0 Response to "Teknik Isolasi Cendawan dan Kendala yang Dihadapi"
Posting Komentar