Adnow

loading...

Zoteromedia

Adsensecamp

Habitat dan Lingkungan Cacing Tanah

Kondisi Fisik, Kimia dan Biologi Tanah - Populasi cacing tanah sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan dimana cacing tanah itu berada. Lingkungan yang dimaksud disini adalah kondisi-kondisi fisik, kimia, biotik dan makanan yang secara bersama-sama dapat mempengaruhi populasi cacing tanah. Faktor-faktor ekologis yang memengaruhi cacing tanah meliputi keasaman (pH), kelengasan, temperatur, aerasi dan CO2, bahan organik, jenis, dan suplai nutrisi (Hanafiah et al., 2005). Menurut Handayanto dan Hairiah (2009) perbedaan pH, kelembaban, ukuran pori-pori dan jenis makanan yang tersedia mampu membentuk berbagai jenis habitat yang berbeda.


Habitat cacing tanah dapat ditemukan pada tanah lahan kering masam sampai alkali (basa) yang memiliki kecukupan air. Jenis-jenis cacing tanah asli (native) biasanya hidup pada tanah bertekstur halus, umumnya liat, liat berdebu atau lempung berdebu, dan jarang ditemukan pada tanah berpasir. Umumnya cacing hidup pada pH 4,50−6,50, tetapi bila kandungan bahan organik tanah tinggi, cacing mampu berkembang pada pH 3. Pada musim kemarau, cacing tanah biasanya bermigrasi ke tanah-tanah basah, seperti daerah sumber air dan tanah di bawah pohon pisang (Subowo 2008). 
 
Klasifikasi Ekologi Cacing Tanah

Spesies cacing tanah yang berbeda memiliki sejarah hidup yang berbeda dan menempati ruang ekologi yang berbeda pula. Cacing tanah secara ekologi diklasifikasikan menjadi lima kategori umum, yaitu epigeic, aneciq, endogeic, coprophagic dan arboricolous. Cacing tanah epigeic merupakan cacing tanah yang aktif di permukaan tanah, memiliki pigmen tubuh dan pada umumnya tidak suka membuat terowongan dalam tanah. Cacing tanah aneciq memiliki tubuh besar dan dapat membuat terowongan yang dalam. 
 
Cacing tanah endogeic merupakan cacing tanah yang hidup dekat dengan permukaan tanah yang mengandung bahan organik. Cacing tanah coprophagic merupakan cacing tanah yang hidup dalam kotoran hewan ternak, sedangkan cacing tanah arboricolous adalah kategori cacing tanah yang hidup di tanah hutan hujan tropis (Paoletti 1999). Cacing tanah mempunyai peran ganda yaitu sebagai dekomposer dan ecosystem engineer. Cacing tanah diketahui merupakan konsumen serasah, detritus dan materi organik tanah (Yulipriyanto 2010). Wibowo (2000) menunjukkan bahwa lahan pertanian dengan masukan bahan organik berkualitas tinggi (C/N rendah) lebih disukai oleh cacing tanah.

Pengolahan Tanah Ramah Lingkungan

Pengelolaan tanah secara biologi dengan memanfaatkan cacing tanah endogaesis-geofagus efektif dilakukan, karena dapat bekerja sepanjang tahun dan tidak merusak akar tanaman hidup. Meningkatnya aerasi tanah dan resapan air oleh adanya lubang-lubang cacing akan mengurangi laju aliran permukaan dan erosi tanah. Cacing tanah dari kelompok endogaesis dapat menghancurkan dan mengangkat liat maupun bahan-bahan lain dari horison argilik kembali ke lapisan atas (bioturbasi). 
 
Fanning dan Fanning (1989) menyatakan bahwa pedoturbasi oleh fauna tanah dapat mencegah terbentuknya horison argilik pada beberapa ekosistem. Sudharto et al. (1988) melaporkan, pemberian cacing tanah Perionyc excavatus, E. Perr mampu meningkatkan volume pori aerasi Haplorthox Kuamang Kuning, Jambi, dari 13,90% (kontrol) menjadi 16,60%. Hal ini didukung pula oleh Brata (1999) bahwa pemberian cacing tanah pada Oxic Dystropepts dapat meningkatkan laju infiltrasi secara nyata.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Christina et al. (2013) menyimpulkan bahwa cacing tanah terbukti dapat ditemukan di beberapa jenis penggunaan lahan gambut yang ada di kawasan Bukit Batu dan terdapat indikasi bahwa spesies cacing tanah yang dapat menginvasi lahan gambut pasca deforestasi dan drainasi termasuk spesies cacing tanah eksotik. Jenis penggunaan lahan gambut memberikan pengaruh signifikan terhadap frekuensi kehadiran cacing tanah, kelimpahan dan biomassa cacing tanah. 
 

1 Response to "Habitat dan Lingkungan Cacing Tanah"

  Yuuk Berbisnis Mudah dan Gratis
Buktikan Sendiri dengan Klik DISINI