Pengerian Ekstraksi - Ekstraksi adalah peristiwa pemindahan zat terlarut (solut) di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur (Nur dan Adijuwana, 1989). Ukuran partikel bahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses ekstraksi. Menurut Purseglove, et al. (1981), bahan yang akan diekstraksi sebaiknya berkukuran seragam untuk mempermudah kontak antar bahan dengan pelarut sehingga ekstraksi berlangsung dengan baik. Nisbah jumlah pelarut dan bahan berpengaruh terhadap rendemen dan mutu ekstrak.
Menurut Sinaga (1998), semakin besar volume pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi, semakin tinggi pula rendemen yang dihasilkan. Nugroho (2001) menyatakan bahwa ekstrak dengan rendemen dan bioaktivitas tertinggi diperoleh dari hasil ekstraksi Tephrosia vogelli menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan bahan dan pelarut sebesar 1 : 10. Aplikasi bahan organik yang cukup sulit, mendorong para ilmuan atau peneliti dalam mempertimbangkan alternatif untuk pemanfaatan dan penggunaan pupuk organik. Salah satu cara yang telah banyak dikembangkan yaitu dengan membuat ekstrak beberapa jenis bahan organik , yang kemudian ekstraknya diaplikasikan ke tanah atau tanaman.
Aplikasi Ekstrak Limbah Organik ke Tanaman
Aplikasi ekstrak-air kompos jerami padi terhadap tinggi tanaman cabai fase vegetatif maksimum mencapai tinggi maksimum pada konsentrasi 70,4%. Sedangkan jumlah daun tanaman cabai fase vegetatif maksimum mencapai jumlah daun maksimum pada konsentrasi ekstrak-air kompos jerami padi 85,09% (Handayani, 2009).
Nugroho, dkk. (1996) melaporkan bahwa pemberian ekstrak-air beberapa bahan organik dengan dosis 2 ml ekstrak pertanaman berpengaruh positif dan nyata meningkatkan semua komponen pertumbuhan bibit Albisa, meliputi tinggi, bobot basah dan kering bagian atas, panjang akar serta bobot basah dan kering bagian bawah. Namun, selain dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, ekstrak air beberapa bahan organik juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Aplikasi Ekstrak Limbah Organik ke Tanaman
Aplikasi ekstrak-air kompos jerami padi terhadap tinggi tanaman cabai fase vegetatif maksimum mencapai tinggi maksimum pada konsentrasi 70,4%. Sedangkan jumlah daun tanaman cabai fase vegetatif maksimum mencapai jumlah daun maksimum pada konsentrasi ekstrak-air kompos jerami padi 85,09% (Handayani, 2009).
Nugroho, dkk. (1996) melaporkan bahwa pemberian ekstrak-air beberapa bahan organik dengan dosis 2 ml ekstrak pertanaman berpengaruh positif dan nyata meningkatkan semua komponen pertumbuhan bibit Albisa, meliputi tinggi, bobot basah dan kering bagian atas, panjang akar serta bobot basah dan kering bagian bawah. Namun, selain dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, ekstrak air beberapa bahan organik juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Ditemukan dalam penelitian Mara (1993), bahwa ekstrak-air kompos sampah kota dan kotoran cacing tanah menghambat pertumbuhan awal kecambah padi gogo. Soputri (2009) menyimpulkan bahwa ekstraksi kascing dengan menggunakan pelarut air destilata (H2O) lebih baik dibandingkan asam asetat (CH3COOH) dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill).
Serapan Nitrogen Tanaman Setelah Pengaplikasian Pupuk Organik Cair
Nitrogen adalah hara utama tanaman, merupakan komponen dari asam amino, asam nukleid, nudeotides, klorofil, enzim, dan hormon. Nitrogen mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein. Nitrogen merupakan unsur hara yang mobil di dalam tanah dan tanaman (Imanuddin, 2007).
Pengaplikasian pupuk kascing (dari kotoran sapi, ayam, kuda dan domba) dengan dosis 10 t ha-1 pada tanaman sawi, menunjukkan bahwa semua jenis pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan N dan menurunkan C/N tanah latosol, meningkatkan serapan N, kandungan klorofil, dan biomassa tanaman. Diantara keempat jenis pupuk kascing, pupuk kascing asal kotoran sapi yang memberikan pengaruh terbaik, baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman (Wahyudin, 2001).
Hasil penelitian Transiska (2009), menunjukkan bahwa serapan hara N, P, dan K tertinggi pada perlakuan ekstrak vermikompos yang diekstraksi menggunakan ammonium asetat (NH4OAc) dengan konsentrasi 20%. Secara umum, ekstrak vermikompos dengan menggunakan ammonium asetat (NH4OAc) lebih tinggi dari pada menggunakan air destilata (H2O).
Serapan Nitrogen Tanaman Setelah Pengaplikasian Pupuk Organik Cair
Nitrogen adalah hara utama tanaman, merupakan komponen dari asam amino, asam nukleid, nudeotides, klorofil, enzim, dan hormon. Nitrogen mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan sintesis protein. Nitrogen merupakan unsur hara yang mobil di dalam tanah dan tanaman (Imanuddin, 2007).
Pengaplikasian pupuk kascing (dari kotoran sapi, ayam, kuda dan domba) dengan dosis 10 t ha-1 pada tanaman sawi, menunjukkan bahwa semua jenis pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan N dan menurunkan C/N tanah latosol, meningkatkan serapan N, kandungan klorofil, dan biomassa tanaman. Diantara keempat jenis pupuk kascing, pupuk kascing asal kotoran sapi yang memberikan pengaruh terbaik, baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman (Wahyudin, 2001).
Hasil penelitian Transiska (2009), menunjukkan bahwa serapan hara N, P, dan K tertinggi pada perlakuan ekstrak vermikompos yang diekstraksi menggunakan ammonium asetat (NH4OAc) dengan konsentrasi 20%. Secara umum, ekstrak vermikompos dengan menggunakan ammonium asetat (NH4OAc) lebih tinggi dari pada menggunakan air destilata (H2O).
Febrianingsih, Prasetya, dan Kurniawan (2009) menyimpulkan bahwa pemberian dosis pupuk cair berpengaruh nyata terhadap serapan unsur N pada tanaman sawi. Serapan unsur N yang tertinggi yaitu 2,34 mg tan-1 pada dosis 100% setara dengan 78,9 ml/polibag diberikan selama masa tanam yaitu 6 minggu. Sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi secara optimal.
Baca juga Effects of organic matter and agroindustrial waste extracts on growth and nitrogen uptake of Chinese Mustard (Brassica campestris L-spp.)
Baca juga Effects of organic matter and agroindustrial waste extracts on growth and nitrogen uptake of Chinese Mustard (Brassica campestris L-spp.)
0 Response to "Aplikasi Ekstrak Limbah Organik pada Beberapa Tanaman sebagai Pupuk Organik Cair serta Kaitannya terhadap Serapan Nitrogen Tanaman "
Posting Komentar