Keanekaragaman Hayati – Organisme, populasi, komunitas dan ekosistem merupakan sebagian dari tingkatan organisasi makhluk hidup, sehingga sifat organisme, populasi dan komunitas akan mempengaruhi tipe dan karakteristik suatu ekosistem. Tipe dan karakteristik ekosistem dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman hayati yang merupakan sumber daya alam untuk berbagai keperluan hidup manusia agar dapat dimanfaatkan. Keanekaragaman hayati juga menjadi penentu dari kestabilan ekosistem.
Berdasarkan faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap bentuk dan susunan komunitas atau ekosistem hutan. Oleh karena itu ekosistem hutan dikelompokkan ke dalam dua formasi yaitu formasi klimatis dan formasi edafis.
Formasi Ekosistem
Formasi klimatis adalah formasi hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim misalnya temperature, kelembaban udara, intensitas cahaya dan angina. Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi klimatis yaitu hutan hujan tropis, hutan musim dan hutan gambut.
Formasi edafis adalah formasi hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaaan tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta kelembaban tanah. Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi edafis yaitu hutan rawa, hutan payau dan hutan pantai.
Tipe Ekosistem Hutan
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada 10oLU dan 10oLS. Pada daerah dengan curah hujan 2000-4000 mm per tahun, rata-rata temperature 25oC, rata-rata kelembaban udara 80%. Tipe iklim A dan B, jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial dan Regosol dengan drainase baik dan terletak jauh dari pantai. Tegakan hutan hujan tropis didominasi pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.
Ekosistem hutan musim merupakan ekosistem hutan campuran yang terdapat di daerah beriklim muson, rata-rata curah hujan 1000-2000 mm per tahun, rata-rata suhu bulanan 21o-32oC. Vegetasi hutan ini didominasi oleh spesies-spesies pohon yang menggugurkan daun di musim kering sehingga disebut hutan gugur daun. Pada umumnya memiliki satu lapisan tajuk atau saty stratum dengan tajuk-tajuk pohon yang tidak saling tumpang tindih.
Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam dengan pH 3.5-4.0. Ekosistem ini merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang unik karena tumbuh di atas tumpukan bahan organik yang melimpah. Gambut dapat dikalsifikasikan ke dalam dua bentuk yaitu gambut ombrogen dan gambut topogen.
Ekosistem hutan rawa adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah alluvial, kondisi aerasi tanah buruk, vegetasinya selalu hijau dan mempunyai beberapa lapisan tajuk.
Ekosistem hutan payau termasuk ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim tetapi faktor lingkungan sangat dominan dalam pembentukan ekosistem ini yaitu faktor edafis. Salah satu faktor lingkungan lain yang juga sangat menentukan perkembangan hutan payau adalah salinitas atau kadar garam. Vegetasi pada ekosistem hutan payau tidak mempunyai stratifikasi tajuk secara lengkap seperti pada tipe-tipe ekosistem hutan lainnya, didominasi oleh tumbuhanyang mempunyai akar nafas (pneumatofora) meskipun ada juga jenis tumbuhan lainnya yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap salinitas payau sehingga spesies tumbuhannya disebut tumbuh Halophytes obligat.
Ekosistem hutan pantai terdapat di daerah kering tepi pantai dengan kondisi tanah berpasir atau berbatu dan terletak di atas garis pasang tertinggi. Apabila dilihat perkembangan vegetasi yang ada di daerah pantai maka sesungguhnya sering dijumpai dua formasi vegetasi yaitu Pescaprae dan Barringtonia.
Berdasarkan faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap bentuk dan susunan komunitas atau ekosistem hutan. Oleh karena itu ekosistem hutan dikelompokkan ke dalam dua formasi yaitu formasi klimatis dan formasi edafis.
Formasi Ekosistem
Formasi klimatis adalah formasi hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim misalnya temperature, kelembaban udara, intensitas cahaya dan angina. Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi klimatis yaitu hutan hujan tropis, hutan musim dan hutan gambut.
Formasi edafis adalah formasi hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaaan tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta kelembaban tanah. Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi edafis yaitu hutan rawa, hutan payau dan hutan pantai.
Tipe Ekosistem Hutan
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada 10oLU dan 10oLS. Pada daerah dengan curah hujan 2000-4000 mm per tahun, rata-rata temperature 25oC, rata-rata kelembaban udara 80%. Tipe iklim A dan B, jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial dan Regosol dengan drainase baik dan terletak jauh dari pantai. Tegakan hutan hujan tropis didominasi pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.
Ekosistem hutan musim merupakan ekosistem hutan campuran yang terdapat di daerah beriklim muson, rata-rata curah hujan 1000-2000 mm per tahun, rata-rata suhu bulanan 21o-32oC. Vegetasi hutan ini didominasi oleh spesies-spesies pohon yang menggugurkan daun di musim kering sehingga disebut hutan gugur daun. Pada umumnya memiliki satu lapisan tajuk atau saty stratum dengan tajuk-tajuk pohon yang tidak saling tumpang tindih.
Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam dengan pH 3.5-4.0. Ekosistem ini merupakan suatu tipe ekosistem hutan yang unik karena tumbuh di atas tumpukan bahan organik yang melimpah. Gambut dapat dikalsifikasikan ke dalam dua bentuk yaitu gambut ombrogen dan gambut topogen.
Ekosistem hutan rawa adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu tergenang air tawar, pada daerah yang terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah alluvial, kondisi aerasi tanah buruk, vegetasinya selalu hijau dan mempunyai beberapa lapisan tajuk.
Ekosistem hutan payau termasuk ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim tetapi faktor lingkungan sangat dominan dalam pembentukan ekosistem ini yaitu faktor edafis. Salah satu faktor lingkungan lain yang juga sangat menentukan perkembangan hutan payau adalah salinitas atau kadar garam. Vegetasi pada ekosistem hutan payau tidak mempunyai stratifikasi tajuk secara lengkap seperti pada tipe-tipe ekosistem hutan lainnya, didominasi oleh tumbuhanyang mempunyai akar nafas (pneumatofora) meskipun ada juga jenis tumbuhan lainnya yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap salinitas payau sehingga spesies tumbuhannya disebut tumbuh Halophytes obligat.
Ekosistem hutan pantai terdapat di daerah kering tepi pantai dengan kondisi tanah berpasir atau berbatu dan terletak di atas garis pasang tertinggi. Apabila dilihat perkembangan vegetasi yang ada di daerah pantai maka sesungguhnya sering dijumpai dua formasi vegetasi yaitu Pescaprae dan Barringtonia.
0 Response to "Macam-Macam Ekosistem Hutan "
Posting Komentar