Koloid Inorganik - Terbentuknya koloid inorganik pada khususnya dan mineral liat pada umumnya dapat terjadi melalui tiga mekanisme yaitu pewarisan, transformasi dan neoformasi. Ketiga proses ini dapat pula terjadi secara bersamaan pada lokasi, waktu, kedalaman profil dan lingkungan mikro yang sama. Akan tetapi pasti terdapat satu proses yang lebih dominan dibandingkan proses yang lainnya.
Baca juga Kimia Permukaan, Luas Permukaan dan Sumber Muatan Koloid Inorganik
Namun, dilain sisi terdapat pula koloid inorganik yang dapat terbentuk melalui proses pewarisan, transformasi dan neoformasi pada lokasi, waktu, kedalaman dan lingkungan mikro yang berbeda. Contonya adalah smektit. Koloid inorganik utama tanah mempunyai sifat-sifat umum di antaranya :
Kaolinit dan Halosit
Baca juga Kimia Permukaan, Luas Permukaan dan Sumber Muatan Koloid Inorganik
Namun, dilain sisi terdapat pula koloid inorganik yang dapat terbentuk melalui proses pewarisan, transformasi dan neoformasi pada lokasi, waktu, kedalaman dan lingkungan mikro yang berbeda. Contonya adalah smektit. Koloid inorganik utama tanah mempunyai sifat-sifat umum di antaranya :
Kaolinit dan Halosit
Kaolinit dan halosit merupakan koloid inorganik kristalin dari kelompok filosilikat yang tersusun dari lembar dioktahedral 1:1, di mana satu permukaan terdiri dari oksigen yang terkoordinasi oleh Si-tetrahedral dan permukaan lainnya terdiri atas hidroksida (OH) yang terkoordinasi oleh Al-oktahedral. Pada kaolinit terdapat 1 molekul H2O di antara dualapisan 1:1 yang berurutan sehingga memberikan jarak basal sebesar 10 A yang lebih tinggi dari jarak basal halosit yaitu 7 A yang tidak memiliki H2O.
Kaolinit dominan pada tanah-tanah terlapuk lanjut, seringkali bereaksi dengan oksida-hidroksida Fe utamanya geotit atau hematit. Kaolinit sering juga ditemukan pada tanah-tanah kurang terlapuk di daerah beriklim sedang, di mana jumlahnya merupakan petunjuk bahan induknya. Kaolinit terbentuk dari proses pewarisan dari bahan induk maupun dari proses pelapukan (transformasi dan neoformasi).
Mika
Mika merupakan kolois inorganik kristalin dari kelompok filosilikat yang tersusun dari lembar oktahedral diantara dua lembar tetrahedral (2:1). Substitusi isomorfik dapat terjadi pada lembar oktahedral atau tetrahedral menghasilkan muatan negatif dengan KTK pada ilit sebesar 10-30 me/100g. Mika tidak menyerap air, tidak mengembang dan K+ yang terjerap tidak dapat dipertukarkan.
Ilit adalah koloid dominan di daerah beriklim sedang dan daerah gurun pasir, sebagian kecil dijumpai di tanah tropika. Ilit terbentuk dari mika dalam bahan induk melalui proses alterasi atau transformasi. Ilit stabil di lingkungan tidak terlapuk lanjut dan tidak mengalami pencucian hebat sehingga lebih dominan di daerah kering.
Smektit
Smektit adalah koloid tipe 2:1 dan dijumpai dalam tanah dengan bentuk lempeng tipis, terutama dari tipe dioktahedral (monmorilonit, beidelit, nontronit). Smektit terbentuk melalui proses neoformasi dari berbagai batuan induk, dari ultra-basa sampai granit. Smektit dominan ditemukan pada tanah vertisol yaitu tanah di daerah musim basah-kering yang nyata serta berdrainase buruk.
Kaolinit dominan pada tanah-tanah terlapuk lanjut, seringkali bereaksi dengan oksida-hidroksida Fe utamanya geotit atau hematit. Kaolinit sering juga ditemukan pada tanah-tanah kurang terlapuk di daerah beriklim sedang, di mana jumlahnya merupakan petunjuk bahan induknya. Kaolinit terbentuk dari proses pewarisan dari bahan induk maupun dari proses pelapukan (transformasi dan neoformasi).
Mika
Mika merupakan kolois inorganik kristalin dari kelompok filosilikat yang tersusun dari lembar oktahedral diantara dua lembar tetrahedral (2:1). Substitusi isomorfik dapat terjadi pada lembar oktahedral atau tetrahedral menghasilkan muatan negatif dengan KTK pada ilit sebesar 10-30 me/100g. Mika tidak menyerap air, tidak mengembang dan K+ yang terjerap tidak dapat dipertukarkan.
Ilit adalah koloid dominan di daerah beriklim sedang dan daerah gurun pasir, sebagian kecil dijumpai di tanah tropika. Ilit terbentuk dari mika dalam bahan induk melalui proses alterasi atau transformasi. Ilit stabil di lingkungan tidak terlapuk lanjut dan tidak mengalami pencucian hebat sehingga lebih dominan di daerah kering.
Smektit
Smektit adalah koloid tipe 2:1 dan dijumpai dalam tanah dengan bentuk lempeng tipis, terutama dari tipe dioktahedral (monmorilonit, beidelit, nontronit). Smektit terbentuk melalui proses neoformasi dari berbagai batuan induk, dari ultra-basa sampai granit. Smektit dominan ditemukan pada tanah vertisol yaitu tanah di daerah musim basah-kering yang nyata serta berdrainase buruk.
Klorit
Klorit merupakan koloid tipe 2:1 dimana muatan negatif pada bidang siloksan yang berasaldari substitusi isomorfik diimbangi oleh muatan positif dari hidroksida yang berkoordinasi secara oktahedral dengan kation. Klorit trioktahedral dalam tanah terbentuk melalui proses pewarisan dari bahan induk. Klorit dengan antar lapisan yang tidak sempurna juga banyak dijumpai dalam tanah tetapi umumnya berasosiasi dengan mineral lain. Umumnya klorit tidak mengembang, namun terdapat pula beberapa klorit dengan tipe pilar dapat mengembang.
Vermikulit
Vermikulit merupakan koloid tipe 2:1 dengan muatan negatif yang tinggi diimbangi oleh kation-kation interlayer yang dipertukarkan. Vermikulit dijumpai dalam bentuk kristal lempengyang tipis, besar dengan bentuk tak beraturan.
0 Response to "Sifat-Sifat Umum Koloid Inorganik Utama Tanah"
Posting Komentar