Kenali Hemofilia Lebih Dekat – Pasti banyak di antara kita belum mengetahui apa itu penyakit hemophilia. Penyakit hemophilia merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik tertua yang pernah dicatat, di mana penyakit ini diturunkan oleh ibu pada saat anak dilahirkan. Penyakit ini menyebabkan darah seseorang sulit membeku secara normal. Hal ini dikarenakan penderita tidak memiliki faktor pembeku darah. Akibatnya jika terjadi luka maka akan lambat mengering karena trombosit dan faktor pembeku darah yang berfungsi untuk menutup luka pada pembuluh darah berkurang.
Penderita penyakit hemofilia kebanyakan mengalami gangguan pendarahan di bawah kulit. Misalnya luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar yang timbul dengan sendirinya ketika penderita melakukan aktivitas berat. Contoh lainnya adalah pembengkakan pada persendian seperti lutut, pergelangan kaki, atau siku tangan. Pada beberapa kasus juga ditemui pendarahan di saluran cerna. Hemofilia bisa membahayakan jiwa penderitanya jika pendarahan terjadi pada bagian organ tubuh vital seperti pendarahan otak.
Macam Penyakit Hemofilia
Terdapat dua jenis hemofilia, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A dikenal sebagai hemofilia klasik. Jenis ini yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan darahnya. Hemofilia A umumnya menyerang pria. Biasanya wanita hanya bersifat karier atau pembawa sifat. Wanita yang menderita penyakit hemofilia dikarenakan ibunya yang karier dan ayahnya yang juga penderita.
Hemofilia B dikenal sebagai Christmas disease yang diambil dari nama penemunya, yaitu Steven Chirstmas asal Kanada. Baik hemofili A ataupun B keduanya adalah penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang-kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Sedangkan hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
Hemofilia A dan B dapat digolongkan lagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat. Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami pendarahan. Pendarahan terjadi hanya dalam situasi tertentu seperti operasi, cabut gigi, atau ketika mengalami luka yang serius. Pada wanita hemofila ringan akan mengalami pendarahan lebih pada saat menstruasi. Penderita hemofilia sedang lebih sering terjadi pendarahan. Pendarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang berlebihan. Sedangkan penderita hemofilia berat adalah yang paling parah. Mereka dapat mengalami pendarahan beberapa kali dalam sebulan. Terkadang pendarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Mengetahui Tanda dan Gejala Hemofilia
Salah satu tanda hemofilia yang mudah dikenali adalah lebam atau memar di kulit. Lebam atau memar ini menandakan adanya pendarahan di bawah kulit. Lebam ini dapat terjadi di otot atau sendi. Pada orang normal biasanya juga kadang mengalami kebiruan di beberapa bagian tubuh seperti itu, tetapi akan menghilang dalam beberapa hari. Namun jika lebam meliputi area tubuh yang luas, atau disertai bengkak kemerahan di sekitarnya, maka segera periksa ke dokter. Bisa jadi itu adalah gejala hemofilia.
Pria yang mengalami hemofilia, biasanya terlihat pada saat ia disunat. Pendarahan yang terjadi akibat penyunatan akan lama sekali berhenti. Jika hal itu terjadi, maka orang tua harus waspada terhadap kemungkinan hemofilia.
Penderita penyakit hemofilia kebanyakan mengalami gangguan pendarahan di bawah kulit. Misalnya luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar yang timbul dengan sendirinya ketika penderita melakukan aktivitas berat. Contoh lainnya adalah pembengkakan pada persendian seperti lutut, pergelangan kaki, atau siku tangan. Pada beberapa kasus juga ditemui pendarahan di saluran cerna. Hemofilia bisa membahayakan jiwa penderitanya jika pendarahan terjadi pada bagian organ tubuh vital seperti pendarahan otak.
Macam Penyakit Hemofilia
Terdapat dua jenis hemofilia, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A dikenal sebagai hemofilia klasik. Jenis ini yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan darahnya. Hemofilia A umumnya menyerang pria. Biasanya wanita hanya bersifat karier atau pembawa sifat. Wanita yang menderita penyakit hemofilia dikarenakan ibunya yang karier dan ayahnya yang juga penderita.
Hemofilia B dikenal sebagai Christmas disease yang diambil dari nama penemunya, yaitu Steven Chirstmas asal Kanada. Baik hemofili A ataupun B keduanya adalah penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang-kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Sedangkan hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
Hemofilia A dan B dapat digolongkan lagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat. Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami pendarahan. Pendarahan terjadi hanya dalam situasi tertentu seperti operasi, cabut gigi, atau ketika mengalami luka yang serius. Pada wanita hemofila ringan akan mengalami pendarahan lebih pada saat menstruasi. Penderita hemofilia sedang lebih sering terjadi pendarahan. Pendarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang berlebihan. Sedangkan penderita hemofilia berat adalah yang paling parah. Mereka dapat mengalami pendarahan beberapa kali dalam sebulan. Terkadang pendarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Mengetahui Tanda dan Gejala Hemofilia
Salah satu tanda hemofilia yang mudah dikenali adalah lebam atau memar di kulit. Lebam atau memar ini menandakan adanya pendarahan di bawah kulit. Lebam ini dapat terjadi di otot atau sendi. Pada orang normal biasanya juga kadang mengalami kebiruan di beberapa bagian tubuh seperti itu, tetapi akan menghilang dalam beberapa hari. Namun jika lebam meliputi area tubuh yang luas, atau disertai bengkak kemerahan di sekitarnya, maka segera periksa ke dokter. Bisa jadi itu adalah gejala hemofilia.
Pria yang mengalami hemofilia, biasanya terlihat pada saat ia disunat. Pendarahan yang terjadi akibat penyunatan akan lama sekali berhenti. Jika hal itu terjadi, maka orang tua harus waspada terhadap kemungkinan hemofilia.
0 Response to "Penyakit Hemofilia Tidak Mengenal Ras "
Posting Komentar