Virus Zika – saat ini sangat ramai dibicarakan tentang penyebaran virus Zika karena kabarnya virus ini telah menyebar di Amerika Latin yaitu di Brazil dan Kolombia. Ada juga penyebaran di Eropa dan Asia, namun beruntungnya belum ada ada pasien yang divonis terinfeksi virus Zika di Indonesia walaupun virus ini pertama kali ditemukan di kawasan Indocina berdasarkan data WHO pada awal Juni 2015.
Penyebaran Virus Zika
Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1948 yang berasal dari seekor monyet di Hutan Zika Uganda. Penyebaran virus ini sama seperti virus demam berdarah dimana melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus ini dianggap dapat menular dan berpotensi menyebar ke daerah-daerahh baru yang ada nyamuk Aedes aegypti. Namun beberapa riset menyatakan bahwa penularan virus ini tidak hanya berasal dari nyamuk saja melainkan dapat berasal dari transfuse darah dan hubungan seks.
Saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah demam Zika. Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya virus ini adalah dengan menjaga kesehatan tubuh, mencegah perkembangan nyamuk Aedes aegypti, meningkatkan asupan vitamin C, E, B, dan A dalam tubuh untuk memicu sistem imunitas membentuk perlawanan alami terhadap virus zika. Dalam kondisi tubuh yang baik, penyakit infeksi virus ini dapat pulih dalam tempo 7 sampai 12 hari.
Gejala Virus Zika
Pasien yang terserang virus ini pada awalnya akan merasakan gekala seperti demam mendadak tetapi tidak terlalu tinggi, sakit kepala hebat, lemas, ruam di kulit tubuh baik di leher, tangan dan kaki, kadang disertai lebam dan bengkak pada sendi dan otot seperti terbentur dan keseleo ringan, nyeri punggung maupun otot dan sendi. Infeksi oleh virus ini menyebabkan mata pasien akan memerah karena mengalami peradangan konjungtivitas mata. Selain itu infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit dan masa inkubasinya beberapa hari sampai satu minggu hamper mirip dengan infeksi virus dangue.
Infeksi virus Zika sekilas mirip dengan infeksi virus dangue. Oleh karena itu jika terjadi infeksi virus zika pada pasien seringkali tidak terdeteksi karena gejalanya cukup ringan. Cukup dengan istirahat dan minum air putih yang banyak pasien dapat segera sembuh. Obat-obat yang diberikan juga hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh virus ini seperti gatal, sakit kepala dan demam.
Meski beberapa pakar kesehatan belum mengibarkan bendera putih yang menandakan penyakit ini tidak berbahaya. Namun sejauh ini tidak ada kasus kematian yang muncul karena infeksi virus zika. Akan tetapi tidak dapat diabaikan pula, di mana virus ini dapat menimbulkan risiko terhadap janin pada wanita hamil. Virus telah dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap.
Sumber
Ari Fahrial Syam, National Geographic Indonesia,
Penyebaran Virus Zika
Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1948 yang berasal dari seekor monyet di Hutan Zika Uganda. Penyebaran virus ini sama seperti virus demam berdarah dimana melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus ini dianggap dapat menular dan berpotensi menyebar ke daerah-daerahh baru yang ada nyamuk Aedes aegypti. Namun beberapa riset menyatakan bahwa penularan virus ini tidak hanya berasal dari nyamuk saja melainkan dapat berasal dari transfuse darah dan hubungan seks.
Saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah demam Zika. Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya virus ini adalah dengan menjaga kesehatan tubuh, mencegah perkembangan nyamuk Aedes aegypti, meningkatkan asupan vitamin C, E, B, dan A dalam tubuh untuk memicu sistem imunitas membentuk perlawanan alami terhadap virus zika. Dalam kondisi tubuh yang baik, penyakit infeksi virus ini dapat pulih dalam tempo 7 sampai 12 hari.
Gejala Virus Zika
Pasien yang terserang virus ini pada awalnya akan merasakan gekala seperti demam mendadak tetapi tidak terlalu tinggi, sakit kepala hebat, lemas, ruam di kulit tubuh baik di leher, tangan dan kaki, kadang disertai lebam dan bengkak pada sendi dan otot seperti terbentur dan keseleo ringan, nyeri punggung maupun otot dan sendi. Infeksi oleh virus ini menyebabkan mata pasien akan memerah karena mengalami peradangan konjungtivitas mata. Selain itu infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit dan masa inkubasinya beberapa hari sampai satu minggu hamper mirip dengan infeksi virus dangue.
Infeksi virus Zika sekilas mirip dengan infeksi virus dangue. Oleh karena itu jika terjadi infeksi virus zika pada pasien seringkali tidak terdeteksi karena gejalanya cukup ringan. Cukup dengan istirahat dan minum air putih yang banyak pasien dapat segera sembuh. Obat-obat yang diberikan juga hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh virus ini seperti gatal, sakit kepala dan demam.
Meski beberapa pakar kesehatan belum mengibarkan bendera putih yang menandakan penyakit ini tidak berbahaya. Namun sejauh ini tidak ada kasus kematian yang muncul karena infeksi virus zika. Akan tetapi tidak dapat diabaikan pula, di mana virus ini dapat menimbulkan risiko terhadap janin pada wanita hamil. Virus telah dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap.
Sumber
Ari Fahrial Syam, National Geographic Indonesia,
0 Response to "Virus Zika Ramai Dibicarakan"
Posting Komentar