Adnow

loading...

Zoteromedia

Adsensecamp

PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KEBUTUHAN BERAS KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2007-2025

Laju Pertumbuhan Penduduk - Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi sekitar 1.49% per tahun serta semakin maraknya konversi lahan pertanian merupakan permasalahan yang harus dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan. Kondisi ini menurut Suryana (2002) akan mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam pemanfaatan lahan untuk usaha, permukiman, penyediaan sarana dan prasarana publik. Kompetisi yang tidak terkendali akan mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan terutama penurunan kualitas lahan pertanian. Menurut data BPS selama kurun waktu 1983-1993, total konversi lahan pertanian di Indonesia mencapai 1.28 juta hektar. 

Kondisi ini mengisyaratkan pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi manusia dalam mewujudkan ketahanan pangan yang mantap. Upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi penduduk menurut Karsin (2004) dapat dicapai melalui peningkatan produksi dan ketersediaan pangan, kebijakan harga dan cadangan pangan, industri pangan, pengawasan industri pangan, serta partisipasi masyarakat. Selain itu, menurut Ariani et al. (2003) peningkatan produksi dan ketersediaan pangan dipengaruhi oleh luas lahan yang tersedia, produktivitas lahan, indeks pertanaman, harga pangan, dan harga sarana produksi.

Kebutuhan produksi pangan ditentukan oleh tinggi rendahnya kebutuhan pangan penduduk, kebutuhan penggunaan lain yaitu pakan, bibit dan besaran angka konversi perubahan bentuk panen komoditas pangan menjadi bentuk pangan siap olah (rendemen). Tinggi rendahnya kebutuhan produksi pangan ini membutuhkan adanya ketersedian lahan pertanian pangan. Kebutuhan luas lahan pertanian sangat ditentukan oleh sumberdaya lahan, indeks pertanaman (IP), produktivitas lahan yang ada serta tinggi rendahnya persentase gagal panen.

Kebutuhan luas lahan untuk dapat memproduksi pangan yang memenuhi kebutuhan pangan penduduk menjadi faktor pembatas dalam usaha meningkatkan produksi pangan wilayah. Luas lahan yang sangat terbatas juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi Kabupaten Lampung Barat dalam meningkatkan ketersediaan pangan melalui produksi dalam daerah sebagai upaya terwujudnya kemandirian pangan. Oleh karena itu perlu dilakukan proyeksi laju pertumbuhan penduduk terhadap kebutuhan beras Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2025 dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Kondisi Umum Lampung Barat

Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu dari sebelas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus 1991. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak di wilayah bagian Barat Provinsi Lampung, terletak pada koordinat antara 4o47’16” – 5o56’42” LS dan 103o35’8” – 104o33’51” BT. Secara administratif Kabupaten Lampung Barat memiliki batas wilayah antara lain adalah :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Bengkulu Selatan- provinsi Bengkulu dan kabupaten Ogan Komering Ulu-Provinsi Sumtera Selatan.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Selat Sunda.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat sebesar 4950.40 km2 atau 13.99% dari luas wilayah Provinsi Lampung dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani. Wilayah Kabupaten Lampung Barat aecara administrative meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan dan terdiri dari 195 pekon (desa) serta 6 kelurahan. Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat yaitu Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, Bengkunat, Karya Penggawa, Lemong, Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, Pesisir Utara, Sekincau, Sukau, Sumber Jaya, Suoh, Way Tenong, Gedung Surian, Ngambur dan Bengkunat Belimbing (BPS, 2011)

Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Beras

Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2011 sangat berfluktuasi dengan laju pertumbuhan rata-rata 3.63%. Hal ini terlihat dengan adannya laju pertumbuhan penduduk tahun 2008 ke 2009 terjadi penurunan jumlah penduduk sebesar 1.85% sementara pada tahun 2009 ke 2011 mengalami kenaikan kembali sebesar 4.50% (Tabel 1). Potensi lahan padi sawah Kabupaten Lampung Barat berdasarkan kesesuaian lahan yang dimiliki, menurut Bakosurtanal (2004) terdapat 21791.2 hektar. Kondisi lahan padi sawah di Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 menurut Dinas PU terdiri dari 4032 hektar beririgasi teknis, 14562.93 hektar beririgasi perdesaan, dan 3197.27 merupakan lahan sawah tadah hujan.

Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2025 diasumsikan memiliki jumlah penduduk 663462 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 sampai dengan 2025 sebesar 3.13%. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di atas pertumbuhan nasional merupakan tekanan terhadap ketersediaan pangan wilayah dari produksi daerah sendiri. Sampai dengan saat ini beras masih menjadi makanan pokok di Kabupaten Lampung Barat sebagai sumber karbohidrat. Kebutuhan beras Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2011 adalah sebanyak 46199 ton beras.

Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun maka kebutuhan beras juga semakin bertambah, pada tahun 2025. Diasumsikan kebutuhan beras setiap orang adalah sebanyak 105.04 kg/kapita/ tahun maka dapat dihitung kebutuhan beras yang harus disediakan untuk memenuhi konsumsi penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat. Hasil proyeksi kebutuhan beras untuk penduduk di Kabupaten Lampung Barat sampai dengan tahun 2025 adalah sebanyak 69690 ton beras. Adapun proyeksi konsumsi beras dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Pertumbuhan penduduk, konsumsi dan kebutuhan beras serta kebutuhan gabah kiring giling (GKG) Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2011 
Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk, konsumsi dan kebutuhan beras serta kebutuhan gabah kiring giling (GKG) Kabupaten Lampung Barat tahun 2012-2025 


Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Lampung Barat

Berdasarkan data publikasi produksi padi tahun 2007-2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Barat tahun 2012, produksi padi di Lampung Barat tahun 2007-2011 adalah sebanyak 34080 ton dengan rata-rata produksi 4.48 ton/ha. Rincian produksi padi di Lampung Barat dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Luas panen, produktivitas dan produksi padi Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2011
Produktivitas padi di Lampung Barat rata-rata adalah sebanyak 4.48 ton/ha, dengan produktivitas tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 4.59 ton/ha. Hal ini dikarenakan semakin baiknya penggunaan benih, irigasi dan pola tanam yang mendukung, sedangkan rata-rata terendah pada tahun 2007 dan 2008 sebanyak 4.42 ton/ha. Diasumsikan jumlah beras yang dihasilkan berasal dari 60 % dari jumlah produksi panen padi, maka jumlah beras yang dapat diproduksi dari Lampung Barat adalah sebanyak 165043 ton beras pada tahun 2011 dan pada tahun 2007 sebanyak 143239 ton beras, dengan rata-rata produksi beras sebanyak 152834 ton beras.

Kebutuhan luas panen, produktivitas dan produksi padi di Lampung Barat untuk tahun 2012-2025 diproyeksikan bernilai sama per tahunnya, dengan asumsi bahwa rata-rata luas panen tidak bertambah dari 0.026% pertahunnya Tabel 4). Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa luas lahan akan semakin berkurang karena tingginya tingkat konversi lahan sawah menjadi non sawah, sehingga secara tidak langsung luas panen akan semakin menurun jika tida ada upaya intensifikasi.

Tabel 4. Proyeksi luas panen, produktivitas dan produksi padi Kabupaten Lampung Barat tahun 2012-2025

Perbandingan Kebutuhan dan Produksi Beras

Pada Tabel 5 dapat diketahui perbandingan antara jumlah konsumi beras dengan produksi beras yang dihasilkan di Lampung Barat. Jumlah konsumsi beras tahun 2011 sebanyak 46199 ton sedangkan produksi beras pada tahun 2011 adalah sebanyak 165043 ton sehingga terdapat surplus sebanyak 118843 ton beras dari total konsumsi beras pada tahun 2011.

Rincian proyeksi perbandingan antara konsumi dan produksi beras dari tahun 2007-2025 di Lampung Barat dapat dilihat pada Tabel 5. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dimasa yang akan datang, dibutuhkan jumlah beras yang semakin banyak. Kondisi yang ada dengan konsumi yang semakin tinggi namun dengan jumlah lahan sawah yang diasumsikan tetap bahkan akan berkurang maka jumlah surplus beras akan semakin berkurang. Hal ini diperlukan beberapa kebijakan dalam meningkatkan produksi beras agar Kabupaten Lampung Barat dapat berpeluang dalam membangun ketahanan pangan melalui kemandirian pangan beras.

Tabel 5. Proyeksi kebutuhan, produksi, dan surplus beras Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2025
Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap Kebutuhan Beras Kabupaten Lampung Barat tahun 2012 hingga tahun 2025

Dari data-data yang sudah diungkapkan sebelumnya, maka dapat diproyeksikan kebutuhan beras di Lampung Barat untuk masa yang akan datang. Kondisi lahan yang ada atau hanya tersedia lahan 21925 ha lahan sawah. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan penduduk 439826 jiwa pada tahun 2011 diproyeksikan dengan jumlah penduduk pada tahun 2025 akan mencapai 663462jiwa sehingga akan membutuhkan konsumsi beras sebanyak 69690 ton beras.

Kebutuhan luas lahan padi sawah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2025 dengan asumsi konsumsi beras perkapita (105.04 kg/kap/th) dan laju pertumbuhan penduduk tetap (3.63%), serta naiknya produktivitas menjadi 4.93 ton GKP perhektar dan indeks pertanaman padi sawah tetap 1.64%, maka dibutuhkan luas lahan sawah 13505 hektar. Hal ini berarti hingga tahun 2025 guna memenuhi kebutuhan pangan beras masih dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada, dengan asumsi tidak terjadi konversi lahan sawah yang lebih tinggi menjadi non sawah baik pertanian maupun non pertanian (Tabel 6). Kondisi ini menurut Rustiadi & Wafda (2008) memerlukan perhatian pemerintah untuk menghalangi terjadinya konversi lahan, peningkatan infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi dan meningkatkan produktivitas lahan.

Perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk melindungi seluruh potensi lahan sawah yang dimiliki, dilakukan dengan mengupayakan tidak terjadinya konversi lahan padi sawah dan peningkatan degradasi kesuburan lahan sawah dengan menjadikan seluruh potensi lahan sawah merupakan lahan maupun kawasan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Lampung Barat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Selain itu perlu adanya peningkatan infrastruktur irigasi, sarana prasarana pertanian pangan, serta pendampingan oleh aparatur terkait (penyuluh, fasilitator daerah, mitra tani dan sebagainya).

Tabel 6. Asumsi parameter untuk ketahanan pangan Kabupaten Lampung Barat
Sumber

Ariani, M., A.H. Malian, dan S. Mardianto. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi, dan harga beras serta inflasi bahan makanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
[Bakosurtanal] Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. 2004. Laporan Akhir Penyusunan Data Tematik Lampung Barat dan Sistem Informasinya. Kerjasama Bappeda Lampung Barat, Bakosurtanal dan Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat. Lampung Barat.

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Lampung Barat Dalam Angka Tahun 2011. Kerjasama BPS dan Bappeda Lampung Barat. Liwa.

[Dinas TPH] Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Barat. 2008-2012. Laporan Bulanan Keragaan Panen dan Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Lampung Barat Tahun 207-2011. Lampung Barat.

Karsin, S.E. 2004. Peranan pangan dan gizi dalam pembangunan. Di dalam: Baliwati, Y.F., A. Khomsan, dan C.W. Dwiriani (eds). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm. 4-11.

Rustiadi, E. dan R. Wafda. 2008. Urgensi pengembangan lahan pertanian pangan abadi dalam perspektif ketahanan pangan. Di dalam: Arsyad, S. Dan E. Rustiadi (eds). Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Hlm 61-90.

Sumarlin, Y.F. Baliwati, dan E. Rustiadi. 2008. Analisis kebutuhan luas lahan basah pertanian pangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan penduduk kabupaten lampung barat. Jurnal Gizi dan Pangan 3(3): 198 – 204.

Suryana, A. 2002. Perspektif dan upaya pemantapan ketahanan pangan berkelanjutan. Di dalam: Krisnamurthi, B., A.B.S. Dwi, dan Kriswantriyono (Eds). Prosiding Seminar: Tekanan Penduduk, Degradasi Lingkungan dan Ketahanan Pangan. Jakarta: Kerjasama Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB, Proyek Koordinasi Kelembagaan Ketahanan Pangan dan Badan Bimas Ketahanan Pangan Departemen Pertanian. Hlm 52-75.

0 Response to "PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KEBUTUHAN BERAS KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2007-2025 "

Posting Komentar

  Yuuk Berbisnis Mudah dan Gratis
Buktikan Sendiri dengan Klik DISINI