Pola Penyebaran Cacing Tanah - Distribusi cacing tanah sangat luas di seluruh dunia. Akan tetapi, didaerah gurun, kutub, pegunungan dan daerah dengan sedikit tanah dan vegetasi, cacing tanah jarang ditemukan. Beberapa spesises cacing tanah yang terdidstribusi secara luas dikenal dengan istilah perigrin. Cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia berjumlah sekitar 1.800 spesies. Cacing tanah yang terdapat di Indonesia tergolong ke dalam famili Enchytraeidae, Glassocolicidae, Lumbricidae, Moniligastridae, Megascolicidae. Genus yang pernah ditemukan ialah Enchytraeus, Fridericia, Drawida, Dichogaster, Eudichaster,Pontoscolex, Pheretima, Megascolex, Perionyx dan Allolobophora.
Cacing tanah merupakan salah satu kelompok fauna tanah yang cukup mudah dijumpai dimana-mana. Tidak jarang, biomassa hewan invertebrata ini bahkan mencapai hingga 60-80% dari seluruh biomassa fauna tanah yang ada (Sinha et al., 2010). Hal ini membuat hewan ini begitu menarik perhatian dibanding banyak kelompok fauna tanah lain. Hal lain yang membuatnya tidak kalah menarik adalah beberapa peranan penting yang dimainkannya dalam ekosistem tanah, yaitu seperti dalam proses dekomposisi dan pembentukan struktur tanah (Handayanto dan Hairiah 2009). Kedua peranan ini membuat kehadiran cacing tanah pada suatu lahan sering dijadikan indikator terhadap integritas ekologi ataupun kesehatan tanah.Oleh karenanya, dalam bidang pertanian, sudah sejak lama cacing tanah dimanfaatkan dalam proses penyuburan tanah secara alamiah (Yulipriyanto 2010). Meskipun memiliki sebaran yang luas di permukaan bumi ini, cacing tanah dikenal cukup sensitif terhadap beberapa kondisi lingkungan tertentu, seperti kondisi tanah yang terlalu basah atau terlalu kering, terlalu panas atau terlalu dingin dan terlalu asam.
Penyebaran cacing tanah secara aktif dapat dilihat dari adanya cacing tanah yang hidup diberbagai lapisan tanah, baik di atas permukaan tanah (epigeic), di bawah permukaan tanah (aneciq), maupun cacing tanah yang bergerak dari dalam tanah ke permukaan tanah (endogeic). Adanya perubahan musim dapat menyebabkan terjadinya migrasi cacing tanah secara masal. Cacing tanah akan pindah ke dataran rendah pada musim dingin dan ke dataran tinggi pada musim hujan. Hal ini merupakan cara cacing tanah untuk bertahan dalam menghadapi perubahan musim, meskipun beberapa cacing tanah dapat mengalami kematian akibat sengatan sinar matahari dan predator.
Pada habitatnya, cacing tanah menempati bagian-bagian permukaan tanah yang didominasi dengan bahan organik hingga kedalaman tanah tertentu yang didominasi dengan sedikit bahan organik. Menurut Yulipriyanto (2010) cacing tanah yang terdapat di tanah memiliki jenis yang berbeda sehingga distribusi cacing tanah dapat berupa distribusi horizontal, vertikal maupun temporal. Distribusi horizontal merupakan faktor-faktor di dalam tanah yang mempengaruhi distribusi cacing tanah seperti physico-chemical (suhu, kelembaban, pH, aerasi dan temperatur), ketersediaan makanan (seresah dan bahan organik), serta potensi reproduksi dan kemampuan migrasi. Faktor-faktor ini saling terkait satu sama lainnya. Selain itu, senyawa-senyawa dari hasil dekomposisi bahan organik tanah dan jenis tanah dapat mempengaruhi distribusi cacing tanah secara horizontal. Distribusi vertikal merupakan penyebaran cacing tanah yang dipengaruhi oleh kondisi habitat dan ketersediaan makanan. Distribusi temporal merupakan penyebaran cacing tanah yang dipengaruhi oleh musim.
0 Response to "Pola Penyebaran Cacing Tanah"
Posting Komentar